PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
“MATEMATIKA DALAM
PERSPEKTIF AL-QUR’AN”
OLEH
NAMA : HIJRA HIDAYATULLAH
NIM : H11112006
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITIAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
KATA PENGANTAR
Assalamu‘alaykum
Warahmatullaahi Wabarakatuh.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT ,
karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Agama
Islam dengan judul “Matematika dalam Perspektif Al-Qur’an”.
Makalah ini membahas tentang
keajaiban-keajaiban Al-Qur’an khususnya dalam Matematika yang tak sedikit orang
pahami dan bersyukur atas keajaiban dan fakta konkrit tentang firman Allah Sang
Pemberi Petunjuk. Dan dalam penulisan ini penulis tak sedikit mendapat hambatan.
Namun berkat bantuan berbagai pihak penulis dapat menyelesaikannya dengan tepat
waktu. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1) Ibu dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam, yang
telah memberi arah dalam proses penyelesaian makalah ini.
2) Orang tua yang turut mendoakan dan mendukung penulis,
sehingga selalu termotivasi untuk menyelesaikan makalah ini.
3) Serta teman-teman dan pihak lain yang memberi saran
tentang makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Olehnya itu, kritik dan saran penulis butuhkan agar penulisan
selanjutnya lebih baik lagi. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaykum Warahmatullahi wabarakatuh.
Makassar, 13 Desember
2012,
Hijra Hidayatullah
DAFTAR
ISI
Halaman
Sampul i
Kata
Pengantar ii
Daftar
Isi iii
BAB
I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
2
C. TUJUAN PENULISAN
2
D. METODE PENULISAN
2
BAB
II PEMBAHASAN
3
A. MATEMATIKA
DAN BILANGAN PRIMA 3
1.
Bilangan Prima dan rencana penciptaannya 3
2.
Bilangan prima 19 2
3.
Angka 19 dan 81 7
B.
STRUKTUR AYAT DAN KATA 9
1.
Basmalah
9
2.
Hubungan Basmallah, Nomer Surat, dan Jumlah Ayat
11
3. Penyebutan
Angka-angka 13
C.
Enkripsi (11+8)
17 15
1. Struktur
(11+8) dan Bilangan 8 15
BAB
III PENUTUP 17
A. KESIMPULAN
17
B. SARAN
17
DAFTAR
PUSTAKA
18
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Matematika merupakan ilmu pengetahuan
dasar yang dibutuhkan semua manusia dalam kehidupan sehari-hari baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Matematika merupakan salah satu ilmu
yang tak terlepas dari alam dan agama semua itu kebenarannya bisa kita lihat
dalam al Qur’an. Alam semesta ini banyak mengandung rahasia tentang
fenomena-fenomena alam. Namun keberadaan fenomena-fenomena itu sendiri hanya
dapat diketahui oleh orang-orang yang benar-benat mengerti arti kebesaran Allah
SWT.
Keajaiban
Al
Quran dilihat dari sisi kandungannya telah banyak ditulis dan
diketahui, tetapi keajaiban dilihat dari bagaimana Al
Quran ditulis/disusun mungkin belum banyak yang mengetahui.
Orang-orang non-muslim khususnya kaum orientalis barat sering menuduh bahwa Al
Qur’an adalah buatan Muhammad. Padahal kalau kita baca Al Qur’an ada ayat yang
menyatakan tantangan kepada orang-orang kafir khususnya untuk membuat
buku/kitab seperti Al
Quran dimana hal ini tidak mungkin akan dapat dilakukannya
meskipun jin dan manusia bersatu padu membuatnya.
Bukan suatu
keanehan bila sebagian besar ilmuwan berpendapat bahwa Tuhan menciptakan alam
semesta dengan kode-kode tertentu--struktur bilangan tertentu. Alam sendiri
mcngajarkan kepada manusia tentang adanya periode-periode tertentu yang selalu
berulang, terstruktur dan sistematis, misalnya, orbit Bulan, Bumi dan
planet-planet, lintasan meteorit dan bintang-bintang, DNA, kromosom, sifat
atom, lapisan bumi dan atmosfer, dan elemen kimia dengan segala
karakteristiknya.
Hal inilah yang
melatar belakangi penulisan ini, yang mana dalan penulisan ini memberikan
sebagaian keterangan tentang Matematika dalam perspektif al-Qur’an yang tak
banyak orang pahami.
B.
Rumusan masalah
Dalam makalah ini, adapun yang akan
dibahas adalah:
1.
Bagaimana menghubungkan matematika dan Al-Qur’an ?
2.
Bagaimana menjelaskan kodefikasi yang terdapat
dalam Al-Qur’an ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini
adalah
1.
Mengetahui bilangan/kode khusus yang terdapat pada
Al-Qur’an.
2.
Memahami hubungan antara matematika dan Al-Qur’an.
D.
Metode Penulisan
Dalam penulisan ini, penulis lebih
menitik beratkan pada kodetifikasi bilangan prima dalam Al-Qur’an. Dimana
penulis mengambil pembahasan dari beberapa sumber, baik dari media cetak maupun
elektronik. Lalu literatur tersebut disaring dan diambil bagian pokok inti dari
penyelesaian diatas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MATEMATIKA DAN BILANGAN PRIMA
Bilangan prima
adalah dasar dari matematika, termasuk salah satu misteri alam semesta. Tidak
pernah terbayangkan oleh manusia sebelumnya, sampai ditemukan bahwa bilangan
prima juga merupakan dasar dari kehidupan alam, yang dengan usaha keras ingin
dijelaskan oleh ilmu ini dalam sains. Pandangan orang umumnya mengatakan bahwa
matematika hanyalah penemuan manusia biasa. Sebaliknya, beberapa pemikir masa
lalu - Pythagoras, Plato, Cusanus, Kepler, Leibnitz, Newton, Euler, Gauss,
termasuk para revolusioner abad ke-20, Planck, Einstein dan Sommerffeld-yakin
bahwa keberadaan angka dan bentuk geometris merupakan konsep alam semesta dan
konsep yang bebas (independent). Galileo sendiri beranggapan bahwa
matematika adalah bahasa Tuhan ketika menulis alam semesta.
1.
Bilangan
Prima dan rencana penciptaannya
Salah satu teka-teki lama yang belum sepenuhnya terpecahkan
adalah bilangan prima. Bilangan prima adalah bilangan yang hanya dapat habis
dibagi oleh bilangan itu sendiri dan angka 1. Angka 12 bukan merupakan bilangan
prima, karena dapat habis dibagi oleh angka lainnya 2, 3, dan 4. Bilangan prima
adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, .... dan seterusnya. Banyak bilangan prima tidak
terhingga. Tidak peduli berapa banyak kita menghitung, pasti kita akan
menemukan bilangan prima, walaupun mungkin makin jarang_ Hal ini menjadi
teka-teki kita, jika kita ingat bilangan ini tidak dapat dibagi oleh angka
lainnya. Salah satu hal yang menakjubkan, dalam era komputer kita memberikan
kodetifikasi semua hal yang penting dan rahasia, di bank, asuransi, dan
perhitungan-perhitungan peluru kendali, security system dengan enkripsi, dalam
angka jutaan bilangan-bilangan yang tidak habis dibagi oleh angka lainnya. Ini
diperlukan karena dengan penggunaan angka lain, kodetifikasi tadi dapat dengan
mudah ditembus. Fenomena inilah yang ditemukan ilmuwan dari Duesseldorf (Dr.
Plichta), sehubungan dengan penciptaan alam, yaitu distribusi misterius
bilangan prima.
Para ilmuwan sudah lama percaya bahwa bilangan prima
adalah bahasa universal yang dapat dimengerti oleh semua makhluk (spesies)
berintelegensia tinggi, sebagai komunikasi dasar antarmereka. Bahasa ini penuh
misteri karena berhubungan dengan perencanaan universal kosmos.
Bilangan lain yang perlu diketahui adalah sisa dari
bilangan prima, yakni bilangan komposit, kecuali angka 1, yaitu 4, 6, 8,
9,10,12,14,15, .... dan seterusnya. Dengan kata lain, bilangan komposit adalah
bilangan yang terdiri dari minimal dua faktor prima
Misalnya :
6 = 2 x 3 = 2 . 3
30 = 2 x 3 x 5 = 2 . 3 . 5
85 = 5 x 17 = 5 . 17
6 = 2 x 3 = 2 . 3
30 = 2 x 3 x 5 = 2 . 3 . 5
85 = 5 x 17 = 5 . 17
Selain itu, dikenal pula bilangan khusus, yang disebut
prima kembar, yaitu bilangan prima yang angkanya berdekatan dengan selisih 2.
Misalnya :
(3,5), lalu
(5,7), lalu (11,13), lalu (17,19), lalu (29,37), dan seterusnya.
2. Bilangan prima 19
Salah satu angka yang dipandang misterius atau unik
adalah angka 19. Meskipun Pythagoras, Euler dan Gauss telah lama memikirkannya,
tetapi struktur komplek ini tetap juga belum diketahui jawabannya.
STRUKTUR BILANGAN PRIMA 19 DG KOMBINASI (10+9)
& INDEKS ANGKA 8
& INDEKS ANGKA 8
Bilangan biasa
|
Bilangan ganjil
|
Bilangan genap
|
Bilangan prima
|
1
|
1
|
-
|
-
|
2
|
-
|
2
|
2
|
3
|
3
|
-
|
3
|
4
|
-
|
4
|
-
|
5
|
5
|
-
|
5
|
6
|
-
|
6
|
-
|
7
|
7
|
-
|
7
|
8
|
-
|
8
|
-
|
9
|
9
|
-
|
-
|
10
|
-
|
10
|
-
|
11
|
11
|
-
|
11
|
12
|
-
|
12
|
-
|
13
|
13
|
-
|
13
|
14
|
-
|
14
|
-
|
15
|
15
|
-
|
-
|
16
|
-
|
16
|
-
|
17
|
17
|
-
|
17
|
18
|
-
|
18
|
-
|
19
|
19
|
-
|
19
|
Keterangan
|
10 angka
|
9 angka
|
8 angka
|
Tabel di atas sengaja ditampilkan
sebagi pengenalan awal, karena dalam al-Qur'an banyak digunakan struktur (10 +
9), atau kombinasi (11 + 8) dalam bilangan prima 19.
Sebagian besar ahli tafsir menafsirkan
19 sebagai jumlah malaikat. Menurut Dr. Rashad Khalifa, menafsirkan bilangan 19
sebagai jumlah malaikat adalah tidak tepat karena bagaimana mungkin jumlah
malaikat dapat dijadikan untuk ujian/tes bagi orang-orang kafir, untuk
meyakinkan orang-orang nasrani dan yahudi, untuk meningkatkan keimanan orang
yang telah beriman dan juga untuk menghilangkan keragu-raguan. Jadi, tepatnya
bilangan 19 ini merupakan keajaiban yang besar dari Al Qur’an sesuai ayat 35 di
atas, menurut terjemahan Dr. Rashad Khalifa (dan juga terjemahan beberapa
penterjemah lain). Jadi pada ayat 35 kata “innahaa” merujuk pada kata
“’iddatun” pada ayat 31.
Al Qur’an yang didasarkan bilangan 19,
dapat dibuktikan dari penghitungan yang sangat sederhana sampai dengan yang
sangat komplek. Berikut ini hanya sebagian kecil dari keajaiban Al Quran (sistim 19) yang dapat ditulis dalam
artikel singkat ini. Fakta-fakta yang sangat sederhana:
a.
Kalimat
Basmalah pada (QS 1:1) terdiri dari 19 huruf arab.
b.
QS
1:1 tersebut diturunkan kepada Muhammad setelah Surat 74 ayat 30 yang artinya “Di atasnya adalah 19”.
c.
Al
Qur’an terdiri dari 114 surah, 19×6.
d.
Ayat
pertama turun (QS 96:1) terdiri dari 19 huruf.
e.
Surah
96 (Al Alaq) ditempatkan pada 19 terakhir dari 114 surah (dihitung mundur dari
surah 114), dan terdiri dari 19 ayat
f.
Surat
terakhir yang turun kepada Nabi Muhammad adalah Surah An-Nashr atau Surah 110 yang terdiri dari 3 ayat.
Surah terakhir yang turun terdiri dari 19 kata dan ayat pertama terdiri dari 19
huruf.
g.
Kalimat
Basmalah berjumlah 114 (19×6). Meskipun pada Surah 9 (At Taubah) tidak ada
Basmalah pada permulaan surah sehingga jumlah Basmalah kalau dilihat pada awal
surah kelihatan hanya 113, tetapi pada Surah 27 ayat 30 terdapat ekstra
Basmalah (dan juga 27+30=57, atau 19 x 3). Dengan demikian jumlah Basmalah
tetap 114.
h.
Jika
dihitung jumlah surah dari surah At Taubah (QS 9) yang tidak memiliki Basmalah
sampai dengan Surah yang memuat 2 Basmalah yaitu S 27, ditemukan 19 surah. Dan
total jumlah nomor surah dari Surah 9 sampai Surah 27 diperoleh
(9+10+11+…+26+27=342) atau 19×18. Total jumlah ini (342) sama dengan jumlah
kata antara dua kalimat basmalah dalam Surat 27.
i.
Berkaitan
dengan inisial surah, misalnya ada dua Surah yang diawali dengan inisial “Qaaf”
yaitu Surah 42 yang memiliki 53 ayat dan Surah 50 yang terdiri dari 45 ayat.
Jumlah huruf “Qaaf” pada masing-masing dua surat tersebut adalah 57 atau 19 x
3. Jika kita tambahkan nomor surah dan jumlah ayatnya diperoleh masing-masing
adalah (42+53=95, atau 19 x 5) dan (50+45=95, atau 19 x 5). Selanjutnya initial
“Shaad” mengawali tiga surah yang berbeda yaitu Surah 7, 19, dan 38. Total
jumlah huruf “Shaad” di ketiga surah tersebut adalah 152, atau 19 x 8. Hal yang
sama berlaku untuk inisial yang lain.
j.
Frekuensi
munculnya empat kata pada kalimat Basmalah dalam Al Qur’an pada ayat-ayat yang bernomor merupakan
kelipatan 19.
3.
Angka
19 dan 81
Dr. Peter Plichta
ahli kimia dan matematika dari Jerman berpendapat bahwa, tampaknya, semua
formula matematika dan angka-angka berhubungan dengan dua kutub matematika alam
semesta ini. Angka 81 spesifik karena melengkapi angka 19, (19 + 81= 100).
Jumlah angka-angka tersebut adalah 19: 1 + 9+8+1=19.
Bila kita
analisis sedikit lebih lanjut, terdapat hubungan angka-angka tersebut dengan
cara:
1:19 = 0,0526315789473684210526
Angka yang berulang secara periodik,
berulang dengan sendirinya tepat pada digit ke-19 sesudah koma, dan, yang menarikjumlah
dari angka-angka tersebut ( 0 + 0 + 5 + 2 + 6 + 3 + 1 + 5 + 7 + 8 + 9 + 4 + 7 + 3 + 6 + 8 + 4 + 2 + 1 ) adalah 81 !
Sekarang
1 : 81 =
0,012345679 ....
Ups! Angka 8
terlewat, padahal angka yang lain secara periodik muncul.
Hilangnya angka 8
adalah ilusi, dan nilai resiprokal angka 81 adalah "alamiah", menghasilkan satu
seri sistem desimal bilangan 0,1, 2 .... dan seterusnya; dan sistem itu bukan
buatan manusia. Tetapi mengapa angka 8, bukan angka lainnya, yang "hilang"? Diduga, karena
angka 8 berhubungan dengan angka 19. Bilangan prima ke-8 adalah 19.
Dalam budaya Cina
kuno, angka 8 melambangkan yat kwa, delapan penjuru angin, jalan menuju ke
harmoni - keseimbangan
kehidupan dengan alam sekelilingnya. Dalam al-Qur'an, angka 8 merupakan jumlah
malaikat, force, yang menjunjung 'Arsy (Kursi, Singgasana),
mengatur keseimbangan 'Arsy, yang bermakna power and authority
dominion, baik sebelum maupun saat Kiamat (al-Haqqah 69 : 17).
à7n=yJø9$#ur #n?tã
$ygͬ!%y`ör&
4
ã@ÏJøtsur
z¸ótã y7În/u öNßgs%öqsù
7Í´tBöqt
×puÏZ»oÿsS ÇÊÐÈ
Artinya: “dan malaikat-malaikat berada di
penjuru-penjuru langit. dan pada hari itu delapan orang Malaikat menjunjung
'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka”.
Sebagian musafir,
seperti Muhammad Abdul Halim, menerjemahkan 'Arsy dengan "Majelis
Langit atau "Wilayah Pemerintahan Kosmos". Wilayahnya tidak terbatas,
"di bawah 'Arsy terdapat (unsur) air" (Hud 11 : 7).
uqèdur Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur
Îû ÏpGÅ
5Q$r&
c%2ur
¼çmä©ötã n?tã Ïä!$yJø9$# öNà2uqè=ö7uÏ9 öNä3r& ß`|¡ômr& WxyJtã 3 úÈõs9ur
|Mù=è% Nä3¯RÎ) cqèOqãèö6¨B .`ÏB Ï÷èt/ ÏNöqyJø9$# £`s9qà)us9 tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿ2 ÷bÎ)
!#x»yd
wÎ)
ÖósÅ ×ûüÎ7B ÇÐÈ
Artinya : “dan Dia-lah yang menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air,
agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu
berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan
sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini
tidak lain hanyalah sihir yang nyata".
Berlimpah unsur hidrogen, elemen
kimia yang paling ringan dari unsur air, H
2
O.
Jauh lebih luas dari alam semesta yang diketahui.
B. STRUKTUR AYAT DAN KATA
Struktur
kodetifikasi, enkripsi, bukan saja di tingkat surat dan ayat, tetapi juga
sampai tingkatan ayat, kata-kata, dan huruf. Al-Qur'an menyajikan puluhan,
bahkan ratusan, struktur yang sangat bervariasi dari berbagai tingkatan. Namun
semuanya tidak lepas dari bilangan prima dan prima kembar seperti 29 dan 31.
1.
Basmalah
Setiap
surat berisikan sejumlah ayat yang dalam bahasa Arab dikenal sebagai ayah
atau "tanda kekuasaan Allah". Secara struktur, ia berhubungan dengan
29 surat berinisial dengan bentuk (10 + 19). Kalimat ini dikenal pula dengan
kalimat basmallah. Ia mempunyai 4 kata dan 19 huruf Arab yang tersusun secara sistematis,
dan artinya adalah “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” Bilangan disusun selain
berhubungan dengan angka 19 juga berhubungan dengan angka bilangan prima 29.
Sejak
awal, dalam kalimat basmallah, kata bismi ditulis tanpa huruf alif
sebagaimana halnya pada kata yang sama pada awal Surat al-A'la (Iqra'), menurut
al-Qurtubi (w. 671 H), atas dasar alasan praktis. Namun az-Zarkasyi (w. 794 H)
mengatakan bahwa tata cara penulisan al-Qur'an mempunyai rahasia-rahasia
tertentu.2 Pendapat
tersebut memang benar, sebab bila ditulis dengan huruf alif, kalimat basmallah menjadi
20 huruf, bukan 19 huruf. Kalau ditulis dengan 19 huruf, maka akan sama dengan
banyaknya dengan huruf pada hauqalah: La haula wa la quwwata illa billah atau
"Tiada daya untuk memperoleh manfaat dan tiada daya untuk menolak
kesulitan kecuali dengan bantuan Allah".
Di bawah
ini ringkasan kalimat basmallah yang diatur
berdasarkan kata dan huruf Arab. Perlu diketahui, berdasarkan perbedaan dialek,
bisa saja kalimat ini terdiri lebih dari 19 huruf sebagaimana pendapat sebagian
kecil Muslim yang tidak menggunakan mushaf Utsmani.
Jumlah
nomor kata adalah 1 + 2 + 3 + 4 = 10, sedangkan jumlah huruf 19! Jumlah total,
nomor kata dan huruf adalah (10 + 19) = 29. Bilangan prima ke-10 adalah
29. Strukturnya istimewa apabila
kita susun angka-angka nomor kata dan jumah huruf per kata, akan kita dapatkan
bilangan 13243646.
KALIMAT BASMALLAH DENGAN STRUKTUR 29 DAN 19
Jumlah
No
|
Arab
|
Indonesia
|
Jumlah
Huruf
|
1
|
Bism
|
Dengan nama
|
3
|
2
|
Allah
|
Allah
|
4
|
3
|
AI-Rahman
|
Yang Maha Pengasih
|
6
|
4
|
AI-Rahlm
|
Maha Penyayang
|
6
|
10
|
Total
|
Total
|
19
|
Perhatikan!
Angka 1 adalah nomor kata dan angka 3 adalah jumlah huruf kata pertama,
seterusnya angka 2 adalah nomor kata, dan 4 adalah jumlah huruf kata kedua,
demikian seterusnya. Perhatikan berikutnya :
1 3 2 4 3 6 4 6 = 19 x 697034 =
19 x 19 x 36686 dan, ....
1+3+2+4+3+6+4+6 = 6+9+7+0+3+4= 3+6+6+8+6= 29 !
1+3+2+4+3+6+4+6 = 6+9+7+0+3+4= 3+6+6+8+6= 29 !
Pertanyaannya,
berapa besar kemungkinan suatu kalimat, yang jumlah nomor kata dan hurufnya 29
merupakan kelipatan 19, dengan jumlah bilangan hasil baginya juga 29? Kecil
sekali, hampir tidak ada. Dengan demikian, bisa dipahami bila alQut'an dalam
pengajarannya menantang manusia dan jin untuk membuat satu ayat yang
menyerupainya. Bukan saja dari sisi bahasa, arti, dan maknanya, tetapi juga dari
komposisi matematisnya.
Kalimat basmallah
dalam al-Qur'an berjumlah 114 atau (6 x 19). Tiap surat memuat kalimat pembuka basmallah,
kecuali Surat at-Taubah nomor 9. Surat ini tidak memiliki kalimat
pembuka basmallah! Tetapi dalam
surat ke-27, Surat an-Naml, yang artinya semut, terdapat dua kalimat basmallah,
satu lagi di ayat nomor 30. Perhatikan, jumlah surat dari 9 ke nomor 27 adalah
19 surat. Lebih lanjut, bila angka 9 dijumlah sampai dengan angka 27, kita
dapatkan:
9+10+11+12+13+14+15+....+27=342;
atau (19 x 18)
Suratat-Taubah,suratkhusus,yaitusatu-satunyasuratyang
tidak mempunyai kalimat basmallah, bernomor 9. Kita lihat: jumlah 3 + 4 + 2 = 9,
sama dengan jumlah (1 + 8).
Sisi
lain, kalimat pembuka surat basrnallah hanya berjumlah 113. Angka ini merupakan
bilangan prima ke-30.
2.
Hubungan Basmallah, Nomer Surat, dan Jumlah Ayat
Enkripsi
juga ditemukan antara kalimat basmallah dengan nomor surat dan jumlah
ayat-ayat bilangan prima. Sebagaimana diketahui, dalam 114 surat terdapat 30
nomor surat yang merupakan bilangan prima, dan 32 surat dengan jumlah ayatnya
merupakan bilangan prima. Kalimat basmallah diketahui memegang peranan
yang sangat penting ketika nomor surat maupun ayat-ayatnya merupakan bilangan
prima. Ia menjadi penyeimbang dan pelengkap.
NOMOR SURAH DENGAN BILANGAN
PRIMA &
AYAT-AYAT MERUPAKAN BILANGAN PRIMA,
JUMLAH KELIPATAN 19
No
|
Nama surat
|
No surat
berupa bilanqan prima |
Jumlah ayat
bilanqan prima |
1
|
AI-Fatihah (Pembuka)
|
-
|
7
|
2
|
Yunus (Yunus)
|
-
|
109
|
3
|
Ar-Ra' d (Petir)
|
13
|
43
|
4
|
Asy-Syu'ara' (Para Penyair)
|
-
|
227
|
5
|
AI-Ahzab (Golongan yang
Bersekutu)
|
-
|
73
|
6
|
Yasin
|
-
|
93
|
7
|
Asy-Syura (Musyawarah)
|
-
|
53
|
8
|
Az-Zukhruf (Perhiasan)
|
43
|
89
|
9
|
Ad-Dukhan (Asap)
|
-
|
59
|
10
|
AI-Jatsiyah (Yang Berlutut)
|
-
|
37
|
11
|
AI-Fath (Kemenangan)
|
-
|
29
|
12
|
AI-Hadid (Besi)
|
-
|
29
|
13
|
AI-Mumtahanah (perempuan yg
diuji)
|
-
|
13
|
14
|
AI-Jumu' ah (Jum'at)
|
-
|
11
|
15
|
AI-Munafiqun (Orang-orang
Munafik)
|
-
|
11
|
16
|
AI-Insan (Manusia)
|
-
|
31
|
17
|
AI-Takwir (Menggulung)
|
-
|
29
|
18
|
AI-Infithar (Terbelah)
|
-
|
19
|
19
|
Ath-Thariq (Yang Datang Malam
Hari)
|
-
|
17
|
20
|
AI-A' la (Yang Paling
Tiinggi)
|
-
|
19
|
21
|
Adh-Dhuha (Waktu Matahari
Sepenggalah Naik)
|
-
|
11
|
22
|
AI- Alaq
(Segumpal Darah)
|
-
|
19
|
23
|
Al-Qadr (Kemuliaan)
|
97
|
5
|
24
|
AI-Adiyat
(Kuda Perang yg Berlari Kencang)
|
-
|
11
|
25
|
AI-Qari' ah (Kiamat)
|
101
|
11
|
26
|
AI-Ashr (Masa)
|
103
|
3
|
27
|
AI-Fil (Gajah)
|
-
|
5
|
28
|
AI-Ma' -un (Barang-barang yang
Berguna).
|
107
|
7
|
29
|
AI-Kautsar (Nikmat yang
Banyak).
|
-
|
3
|
30
|
AI-Nashr (Pertolongan).
|
-
|
3
|
31
|
AI-Lahab (Gejotak Api).
|
-
|
5
|
32
|
AI-Falaq (Waktu Subuh).
|
113
|
5
|
Ada 7
Basmallah |
1076
|
Jumlah bilangan menjadi :
1076 + 7 = 1083 atau (19 x 57)!
Dapat
disimpulkan bahwa pemakaian kalimat basmallah dalam struktur enkripsi al-Qur'an
adalah sebagai pembuka, penyeimbang, dan pelengkap-melengkapi jumlah ayat,
menyeimbangkan surat dan ayat bentuk bilangan prima, serta sebagai ayat pembuka
setiap surat.
3. Penyebutan Angka-angka
"Segala
sesuatu dihitung dengan teliti satu persatu" termasuk penyebutan angka.
Hanya 30 bilangan saja yang disebut alQur'an, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9,10,11,12,19, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 99, 100, 200, 300, 1.000, 2.000,
3.000, 5.000, 50.000, dan 100.000. Jumlah angka tersebut 162.146
atau (19 x 8.534)!
Paling
menarik, penyebutan angka 30 dalam al-Qur'an hanya dua kali, yaitu diposisikan
pada Surat al-A'raf, "tempat tinggi”, (QS 7: 142) dan Surat al-Ahqaf,
"bukit-bukit pasir", (QS 46: 15). Jika dihitung jumlah digit nomor
surat dan nomor ayatnya, maka jumlahnya adalah 7 + 1 + 4 + 2 + 4 + 6 + I + 5 =
30. Sangat luar biasa Subhanallah.
zOn=÷èuÏj9
br& ôs%
(#qäón=ö/r& ÏM»n=»yÍ
öNÍkÍh5u xÞ%tnr&ur
$yJÎ/ öNÍköys9
4Ó|Âômr&ur
¨@ä.
>äóÓx« #Oytã ÇËÑÈ
Artinya:
“Supaya Dia mengetahui, bahwa Sesungguhnya Rasul-rasul itu
telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya
meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu
persatu.”
C.
ENKRIPSI (11+8)
1.
Struktur (11+8) dan Bilangan 8
Struktur
(11 + 8) yang membentuk struktur bilangan prima 19 pada al-Qur' an. Angka 19
dan angka 8 di dalam alQur'an muncul pada Surat al Muddatstsir (74: 30) dan
Surat al-Haqqah
(69: 17) - sebelumnya telah
dijelaskan struktur surat ke-19. Kodetifikasi muncul ketika nomor surat dan
nomor ayatnya dijumlahkan:
74 + 30 +
69 + 17 = 190 atau (19 x 10).
STRUKTUR SURAT DENGAN BILANGAN (11+8)
No
|
Nama surat
|
No surat
|
Nama ayat
|
No
|
Nama surat
|
No surat
|
Nama ayat
|
1
|
AI-Jumu'
ah
|
62
|
11
|
6
|
AIam Nasyrah
|
94
|
8
|
2
|
AI-Munafiqun
|
63
|
11
|
7
|
At-Tin
|
94
|
8
|
3
|
Adh-Dhuha
|
93
|
11
|
8
|
AI-Bayyinah
|
94
|
8
|
4
|
Al-'Adiyat
|
100
|
11
|
9
|
Az-Zalzalah
|
94
|
8
|
5
|
AI-Oari' ah
|
100
|
I1
|
10
|
At-Takatsur
|
102
|
8
|
Jumlah
|
-
|
55
|
]umlah
|
40
|
-
struktur yang paling sederhana, kombinasi 11 dan 8,
di mana terdapat enkripsi pada 10 surat dari 114 surat al-Qur'an yang mempunyai
jumlah ayat 11 dan 8. Kesepuluh surat tersebut terbagi dua: 5 surat masingmasing
dengan jumlah ayat 11 dan sisanya 5 surat masingmasing dengan jumlah ayat 8.
Tentu saja, karena jumlahnya berpasangan, maka jumlah ayat-ayatnya merupakan
kelipatan 19, yaitu 95 atau (19 x 5). Simetris murni, seimbang dan
selaras.
-
struktur al-Asma'ul Husna. AI-Asma'ul Husna (ismi = nama, husna = baik) adalah
nama-nama yang sangat indah dari Allah swt dan sekaligus mencerminkan
sifat-sifat Tuhan Yang Esa. Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa di antara
nama-nama yang indah, 76 nama terdapat dalam al-Qur'an, sedangkan 23 nama
lagi dalam Hadits. Coba perhatikan angka 76 adalah enkripsi dari (4 x 19),
sedangkan angka 23 adalah bilangan prima. Angka 4 berarti bahwa kalimat ini
terulang 4 kali dalam al-Qur'an, sama banyaknya dengan kata Muhammad, dan syari'ah.
Jumlah nama-nama yang indah semuanya 99, atau (9 x 11). Lebih lanjut
akan dijelaskan nanti bahwa angka 11 berhubungan dengan benda-benda di langit:
bulan, bintang dan matahari.
-
struktur sederhana Surat Muhammad dengan Surat al-Muddatstsir.
Kedua surat ini, bernomor 47 dan 74, mempunyai ayat 38 dan 56, sama-sama
berjumlah 11 digitnya.
4+7=7+4=3+8=5+6=11
4+7=7+4=3+8=5+6=11
-
Sekali lagi, kita diyakinkan adanya hubungan
kodetifikasi antara nama-nama yang indah, Nabi Muhammad saw, seruan "bagi
orang yang berselimut", dan syari'ah. Tetapi bagian yang paling menarik
adalah hubungan angka 11 dengan benda-benda di langit (tunggal), yang
direfleksikan oleh ke-3 Surat an-Najm (Bintang), al-Qamar (Bulan), dan
asy-Syams (Matahari) sedemikian rupa sehingga jumlah ke-3 nomor suratnya
merupakan kelipatan 11.
53 + 54 + 91 =
198 atau (11 x 18).
-
Bukan suatu kebetulan, benda di langit pada sistem
tata surya kita dikodekan dengan angka 11 dalam al-Qur'an, sama dengan
perbedaan sistem Kalender Matahari dan Kalender Bulan, yaitu 11 hari. Coba kita
perhatikan keterangan NASA tentang sistem kalender.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Matematika
merupakan salah satu ilmu yang tak terlepas dari alam dan agama, semua itu kebenarannya bisa kita lihat
dalam al Qur’an. Alam semesta ini banyak mengandung rahasia tentang
fenomena-fenomena alam. al-Qur'an bukan saja kitab pedoman bagi umat manusia tetapi juga
mukjizat abadi yang nyata diturunkan dari langit. Mahakarya Yang Tertinggi di
alam semesta, catatan dan rekaman yang disusun dengan state of the arts,
sempurna tiada bandingannya. Kita juga bisa berpikir, apa lagi yang dapat
ditemukan oleh para pembaca di abad ke-25, misalnya, masyarakat abad mendatang. Karena ilmu dari Rabbi yang diturunkan melalui
Rasul tidak akan habis "dicerna" oleh pengetahuan manusia dan jin di
seluruh zaman.
B.
SARAN
Dari makalah ini disarankan untuk mencari lebih banyak
lagi tentang hubungan matematika dengan Al-Qur’an serta keajaiban-keajaiban
lain yang terdapat dalam Al-Qur’an, karena makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan memerlukan berbagai kritik serta saran sebagai pengembangan
pada penulisan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Muftie, Arifin. 2004. “MATEMATIKA ALAM SEMESTA Kodetifikasi
Bilangan Prima dalam
Al-Qur'an”. PT Kiblat Buku
Utama: Bandung.
Masya Allah.... kita harus lebih banyak memamhami maksud Al-Qur'an secara lebih komprehensif
BalasHapus