Minggu, 30 November 2014

Ditengah Keheningan Malam

Bismillah

Saat malam menjelang, kota Madinah benar-benar diselimuti oleh kegelapan. Tidak ada lampu yang berbinar-binar disepanjang jalan. Suasananya sepi dan sunyi.
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bangun menuju mihrabnya. Beliau shalat lama sekali, sampai kaki beliau bengkak.
'Aisyah memandang beliau dengan takjub
"Untuk apa Anda lakukan semua ini, wahai Rasulullah ? Pdahal Allah telah mengampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang ?"tanya sang istri tercinta
beliau menjawab
"Tidak pantaskah Aku menjadi hamba yang bersyukur?"
Ternyata shalat malam bagi beliau adalah perwujudan kesyukuran kepada Rabb-nya yang telah memberikan karunia yang luar biasa. Tak cukup mengucapkan "Alhamdulillah" tapi dengan cara memenuhi malam dengan sujud kpada Allah Subhanahu wata'ala. Bgai Beliau,shalat adalah tanda terimakasih kepada Allah yang telah memberikan hidayah dan menuntunnya untuk terus berada dijalan kebenaran.
Dengan melihat kehidupan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam ini, kita mengetahui bahwa shalat mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah Subhanahu wata'ala, sarana bermunajat kepada Rabb, sebagai penghibur diri dan saat istirahat dari kepenatan hidup, dan sebagi penyejuk jiwa. Pelaksanaan shalat tidah hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban, namun menjadi kebutuhan dan sarana penghubung kepada Allah Subhanahu wata'alaa.

Sabtu, 29 November 2014

~*Pantaskah Aku Membacakannya Untukmu ? *~


Saat itu, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam sedang bersama Abdullah bin Mas'ud. Beliau berkata, yang artinya:
 "Bacakanlah untukku Al-Qur'an".
Ibnu Mas'ud bertanya dengan heran,
"Wahai Rasulullah, apakah aku membacakannya untuk Anda? padahal kepada Anda Al-Qur'an ini diturunkan ?"

"Iya.. bacakanlah untukku"
Maka Ibnu Mas'ud pun membaca surah An-Nisa' sampai ayat yang
artinya : ''Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari tia-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai ummatmu)"(TQS.An-Nisa':41)

"Cukup....cukup..." kata Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam

"Aku melihat kearah beliau. ternyata ada air mata yangmnggenang dipelupuk mata belia," kata Ibnu mas'ud

~~
Sungguh tangisan karena takut kepada Allah Subhanahu wata'alaa adalah salah satu TANDA KELEMBUTAN HATI. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam berlindung kepada Allah dari hati yang tidak punya rasa takut dan mata yang tidak dapat menangis.

Sahabat.. kapankah terakhir kali Anda menangis saat membaca atau mendengarkan Al-Qur'an ?

Jumat, 28 November 2014

~Memeluk Perut Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam~

~Memeluk Perut Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam~

Desing kematian semakin jelas terdengar. Lambaian maut berada di depan mata. Pasukan muslimin menyerahkan diri mereka sepenuhnya kepada ketentuan Allah Subhanahu wata'ala; gugur sebagai syahid atau meraih kemenangan yang gemilang.

sebagai pemimpin pasukan, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam merapikan tentara muslimin dengan busur panahnya. Di ujung sana, beliau melihat seorang sahabat bernama Sawad bin Ghazyah yang telah keluar dari barisan. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam segera mendatangi dan menekan perut Sawad dengan lembut, "Luruskan barisan, hai Sawad !"

Namun Sawad langsung protes.
"Anda telah menyakitiku wahai Rasulullah, padahal Anda diutus dengan kebenaran dan keadilan. Rasulullah, aku menuntut balasan."

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam segera membuka perutnya lalu segera berkata,
"Ayo, balaslah sekarang, wahai Sawad."

Sawad maju di ikuti pandangan seluruh tentara kaum Muslimin. Tiba-tiba ia langsung memeluk Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam dengan gembira. Rasulullah terkejut.

"Ada apa denganmu, Sawad? apa yang membuatmu berbuat seperti ini?"

Sawad menjawab dengan linangan air mata. "Yaa Rasulullah, kita berada dalam keadaan yang genting. Aku khawatir ketika perang nanti aku akan terbunuh. Maka Aku ingin ketika saat-saat terakhir bersamamu ini, kulitku dapat bersentuhan langsung dengan kulitmu."

Para sahabat lain memandang dengan terpana. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam pun mendo'akan kebaikan untuk Sawad. Tidak lama kemudian, mereka telah berada dalam kancah pertempuran yang dahsyat.
----------------------
Paling tidak ada dua pelajaran dari kisah ini.
-Pelajaran pertama, 'Wa jazaa'u sayyi'atin sayyi'atun' balasan keburukan adalah keburukan yang serupa. tidak lebih dan tidak juga kurang. Siapa yang mencambuk, balasannya adalah dicambuk balik. siapa yang memukul balasannya dipukul balik. Tujuannya adalah agar jangan sampai ada penindasan yang tidak terselesaikan, atau ada kezaliman yg tdak terungkap. Tidak ada kebal hukum dalam hukum. Semua akan akan terkena hukuman bila melanggar, sekalipun ia Nabi.
-Kedua, kita bisa melihat kecintaan seorang rakyat kepada pemimpinnya. Sawad sangat ingin selalu bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam, baik di dunia maupun di akhirat. Kecintaan yang berakar ini yg membuat mereka berani menerjang maut. Asal bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam, bahaya apapun akan mereka hadapi..

-Allaahumma shollii 'alaa Muhammad-