Minggu, 30 Oktober 2016

Makna Ujian








Allah Maha Pemuran dan Maha Pengasih memberikan cobaan bagi hamba-hambanya dengan kesanggupan hambanya sendiri. Allah tak akan memberikan ujian jikalau hambanya tak sanggup melaluinya. Karena Ia yang menciptakan dunia, alam semesta, dan makhluk beserta dengan nalurinya masing-masing. Dari setiap organ manusia Allah tahu. Hati manusia dan isinya Ia pun tahu. Bisikan dalam hati Ia dengar tanpa kita memperdengarkannya . karena diri ini adalah buatanNya, ciptaanNya. Tak ada yang mampu manusia sembunyikan pada Penciptaannya. Sehingga Allah tahu kadar masing-masing setiap ciptaannya. Kadar iman, kadar ujian, semua akan Dia berikan sesuai dengan kesanggupan manusia. Maka jangan pernah ada kata tak bisa. Karena Allah Yang Maha Tahu, mengetahui dan sudah memastikan bahwa hambanya mampu melalui setiap ujian yang Dia berikan pada hambaNya. Meskipun kita telah merasa menyerah, yakinlah bahwa sedikit lagi.. dan sedikit lagi... karena finish yang sebenarnya adalah engkau mampu melaluinya. Itulah mengapa Allah memberikan petunjuk untuk bagaimana menjalani kehidupan yang penuh dengan ujian ini. Jika hambanya tak mengikuti petunjuk itu, mustahil ia mampu menemukan finish sebenarnya dari hasil yang ia lalui. Allah lebih mengetahui kesanggupan HambaNya dibandingkan HambaNya sendiri. Itulah mengapa orang sabar sangat dekat dengan PenciptaNya. Karena ia penuh dengan kepercayaan pada Sang Khaliq, ia percaya dengan ketenangan yang akan ia miliki ketika ia bersabar. Ia tahu bahwa tak ada jalan lain selain ketaatan pada TakdirNya. Ia tahu bahwa tak ada hal yang ia lalui tanpa maksud. Semua memiliki tujuan dan hanya orang beruntung yang mampu mengambil hikmah dari setiap apa yang ia lalui.
Masing-masing hambaNya diberikan cobaan yang berbeda-beda. Ada orang yang diberi cobaan dengan kesehatannya, ada dari fisiknya ada dari hartanya, ada dari ekonominya. Ada dari perasaannya, ada dari keluarganya. Mmanusia diberikan cobaan berbeda-beda. Dan Allah sudah memastikan bahwa HambaNya mampu melaluiNya. Maka jika iman yang berbicara, ia percaya dan tak pernah menyerah melalui cobaan yang Allah berikan, karena sekali lagi, Allah sudah menjamin bahwa hambaNya mampu melaluinya.
Ujian bagi setiap manusia berbeda-beda. Terlebih bagi hamba-hambaNya yang ingin berhijrah kembali kejalan yang benar, Allah akan mengujinya dengan berbagai hal yang menjadi tantangan bagi hambaNya, jika hambaNya mampu melaluinya, bertambalah ketakwaannya kepada Allah. Namun, jika ia lebih dahulu menyerah. Mungkin hijrahnya perlu ia periksa ulang apakah serius atau tidak. Tapi Allah memberikan bonus bagi hambaNya yang bersungguh-sungguh. Ia Maha mengetahui siapa hambaNya yang bersungguh-sungguh, siapa yang setengah-setengah. Sehingga bonus yang diperoleh hambaNya yang telah bersungguh-sungguh adalah kemudahan melalui ujianNya. Ia akan merasakan petunjuk demi petunjuk untuk meningkatkan ketakwaanNya. Tidak seperti orang munafik, ia akan kesulitan dan bisa jadi cepat mundur dari medan ujian. Maka bagi hamba-hambaNya yang telah serius dan mengazamkan diri bertaubat dan ingin berhijrah, berdoalah agar jalan untuk menuju ketakwaan itu mulus, diberikan ketenangan dan dimudahkan. Bagi hambaNya yang menyadari akan ketenangan yang Allah berikan ketika proses hijrahnya, ia akan merasa bersyukur dan meningkatlah derajat takwanya dihadapan Allah Azza Wajalla.
Masih dengan proses hijrah. Ketika seorang hambah hendak berhijrah dari kemaksiatan yang ia lakukan, bisa jadi Allah justru memberikan cobaan dengan peluang untuk bermaksiat, karena disinilah ujian seorang hamba untuk melawan nafsunya dan berjihad untuk mencegah dirinya dari kemaksiatan. Jika hamba tersebut mampu melaluinya, meningkatlah derajat takwanya. Dan akan semakin mudah ia melalui ujian tersebut. Ketika seorang hamba yang bertakwa merasa dirinya sering dihadapkan dengan kesulitan ekonomi, bisa jadi Allah memberikan ujian dengan kesulitan ekonomi, jika sebelumnya ia selalu kurang sabar, maka proses hijrahnya adalah ia harus selalu sabar menghadapinya dan bergantung pada Allah.
Kita sebagai hamba yang selalu diuji harus tahu bahwa Allah lebih sering menguji kita dengan hal-hal yang justru paling kita hindari dan benci. Maka fokuslah dan azzamkan pada diri untuk menjadi hamba yang bertakwa dengan berprasangka baik pada ketetapan Allah dan meyakini bahwa segala ujian yang Allah berikan yakni untuk meningkatkan kadar iman seseorang sehingga Jika seseorang melalui ujian tersebut dengan petunjuk yang Allah berikan, ia mampu menemukan finish yang sebenarnya dari ujian yang Allah berikan. Wallaahu a’lam bissawwab.

Tenang disegala kondisi

Pernahkah kita merasa adanya kekacauan dalam diri, entah karena ingin marah, ingin menangis atau ingin berteriak ?
kita bahkan nmungkin merasa tidak tenang disetiap menghadapi suatu masalah.
terkadang masalah sepele saja kita sudah merasa masalah besar yang membuat kita kacau bercampur emosi.
ketidak tenangan dalam diri menjadikan kita susah untuk menyelesaikan masalah.
jika engkau mencari ketenangan, mintalah kepada Allah Sang Pemberi ketenangan.
masalah yang sepeleh kadang membuat hati gelisah, kacau, galau tak karuan.itu bisa jadi karena engkau datang kepada Allah disaat-saat kesulitan terbesar. padahal masalah sepelehpun tak akan selesai jika bukan karena izinNya.
maka apapun bentuk masalah yang engkau hadapi, sekecil apapun itu, mintalah ketenangan pada Allah dalam menghadapinya. karenaketerbiasaan seperti itu akan memudahkanmu menghadapi masalah yang lebih besar ...

Minggu, 30 November 2014

Ditengah Keheningan Malam

Bismillah

Saat malam menjelang, kota Madinah benar-benar diselimuti oleh kegelapan. Tidak ada lampu yang berbinar-binar disepanjang jalan. Suasananya sepi dan sunyi.
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bangun menuju mihrabnya. Beliau shalat lama sekali, sampai kaki beliau bengkak.
'Aisyah memandang beliau dengan takjub
"Untuk apa Anda lakukan semua ini, wahai Rasulullah ? Pdahal Allah telah mengampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang ?"tanya sang istri tercinta
beliau menjawab
"Tidak pantaskah Aku menjadi hamba yang bersyukur?"
Ternyata shalat malam bagi beliau adalah perwujudan kesyukuran kepada Rabb-nya yang telah memberikan karunia yang luar biasa. Tak cukup mengucapkan "Alhamdulillah" tapi dengan cara memenuhi malam dengan sujud kpada Allah Subhanahu wata'ala. Bgai Beliau,shalat adalah tanda terimakasih kepada Allah yang telah memberikan hidayah dan menuntunnya untuk terus berada dijalan kebenaran.
Dengan melihat kehidupan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam ini, kita mengetahui bahwa shalat mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah Subhanahu wata'ala, sarana bermunajat kepada Rabb, sebagai penghibur diri dan saat istirahat dari kepenatan hidup, dan sebagi penyejuk jiwa. Pelaksanaan shalat tidah hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban, namun menjadi kebutuhan dan sarana penghubung kepada Allah Subhanahu wata'alaa.

Sabtu, 29 November 2014

~*Pantaskah Aku Membacakannya Untukmu ? *~


Saat itu, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam sedang bersama Abdullah bin Mas'ud. Beliau berkata, yang artinya:
 "Bacakanlah untukku Al-Qur'an".
Ibnu Mas'ud bertanya dengan heran,
"Wahai Rasulullah, apakah aku membacakannya untuk Anda? padahal kepada Anda Al-Qur'an ini diturunkan ?"

"Iya.. bacakanlah untukku"
Maka Ibnu Mas'ud pun membaca surah An-Nisa' sampai ayat yang
artinya : ''Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari tia-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai ummatmu)"(TQS.An-Nisa':41)

"Cukup....cukup..." kata Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam

"Aku melihat kearah beliau. ternyata ada air mata yangmnggenang dipelupuk mata belia," kata Ibnu mas'ud

~~
Sungguh tangisan karena takut kepada Allah Subhanahu wata'alaa adalah salah satu TANDA KELEMBUTAN HATI. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam berlindung kepada Allah dari hati yang tidak punya rasa takut dan mata yang tidak dapat menangis.

Sahabat.. kapankah terakhir kali Anda menangis saat membaca atau mendengarkan Al-Qur'an ?

Jumat, 28 November 2014

~Memeluk Perut Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam~

~Memeluk Perut Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam~

Desing kematian semakin jelas terdengar. Lambaian maut berada di depan mata. Pasukan muslimin menyerahkan diri mereka sepenuhnya kepada ketentuan Allah Subhanahu wata'ala; gugur sebagai syahid atau meraih kemenangan yang gemilang.

sebagai pemimpin pasukan, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam merapikan tentara muslimin dengan busur panahnya. Di ujung sana, beliau melihat seorang sahabat bernama Sawad bin Ghazyah yang telah keluar dari barisan. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam segera mendatangi dan menekan perut Sawad dengan lembut, "Luruskan barisan, hai Sawad !"

Namun Sawad langsung protes.
"Anda telah menyakitiku wahai Rasulullah, padahal Anda diutus dengan kebenaran dan keadilan. Rasulullah, aku menuntut balasan."

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam segera membuka perutnya lalu segera berkata,
"Ayo, balaslah sekarang, wahai Sawad."

Sawad maju di ikuti pandangan seluruh tentara kaum Muslimin. Tiba-tiba ia langsung memeluk Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam dengan gembira. Rasulullah terkejut.

"Ada apa denganmu, Sawad? apa yang membuatmu berbuat seperti ini?"

Sawad menjawab dengan linangan air mata. "Yaa Rasulullah, kita berada dalam keadaan yang genting. Aku khawatir ketika perang nanti aku akan terbunuh. Maka Aku ingin ketika saat-saat terakhir bersamamu ini, kulitku dapat bersentuhan langsung dengan kulitmu."

Para sahabat lain memandang dengan terpana. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam pun mendo'akan kebaikan untuk Sawad. Tidak lama kemudian, mereka telah berada dalam kancah pertempuran yang dahsyat.
----------------------
Paling tidak ada dua pelajaran dari kisah ini.
-Pelajaran pertama, 'Wa jazaa'u sayyi'atin sayyi'atun' balasan keburukan adalah keburukan yang serupa. tidak lebih dan tidak juga kurang. Siapa yang mencambuk, balasannya adalah dicambuk balik. siapa yang memukul balasannya dipukul balik. Tujuannya adalah agar jangan sampai ada penindasan yang tidak terselesaikan, atau ada kezaliman yg tdak terungkap. Tidak ada kebal hukum dalam hukum. Semua akan akan terkena hukuman bila melanggar, sekalipun ia Nabi.
-Kedua, kita bisa melihat kecintaan seorang rakyat kepada pemimpinnya. Sawad sangat ingin selalu bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam, baik di dunia maupun di akhirat. Kecintaan yang berakar ini yg membuat mereka berani menerjang maut. Asal bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam, bahaya apapun akan mereka hadapi..

-Allaahumma shollii 'alaa Muhammad-

Jumat, 15 Agustus 2014

Istiqomahkan Aku Yaa Allah...

Yaa Allah...
disaat ku lumpuh dri rutinitas dakwah..
disaat ku absen dari perjuangan karenaMu
disaat hati tercondongkan dengan hal sia-sia
bahkan disaat diri terjerumus dengan maksiat..

Dari hati kecilku..
Aku masih mengharapkan hidayahMu.
Aku merindukan taman SyurgaMu
Aku masih ingin memperoleh keistiqomahan.

Yaa Allah..
Ku tahu Engkau Yang Maha Tahu segala isi hati hambaMU
dan ku tahu ,, Hanya Engkau yang Tahu dlam isi hatiku.
bahwa Aku saangaat merindukan dekat denganMu.
Aku merindukan air mata yg jatuh karenaMu..


Yaa Allah..
Jangan jadikan hamba sebagai orang2 yg merugi..
jangan jadikan amal.q sia-sia karena kecerobohanq.
keistiqomahan dijalanMu adalah harga yg tak ternilai.
dan karena ridhoMu.. itu ada pda setiap hamba-hambaMu yg terpilih..

Yaa Allah..
condongkan hatiku pada kebenaran.
Ringankan Langkahku menjemput HidayahMu.
istiqomahkan aku dijalanMu.
Aamiin..

Senin, 14 April 2014

Kesejukan Taman Syurga


Seolah Terbangun di Pagi Hari
Ditengah Rimbunan Sejuknya Pagi
Seakan Diri Terlahir Kembali
Dan Menyapa Semua Ciptaan Ilahi
Inikah Taman Syurga
Kesejukannya Begitu Terasa
Menyegarkan Iman Dalam Raga
Menundukkan Hati Pada Sang Maha Kuasa
Syurgamu Begitu Luas Nan Indah
Engkau Jadikan Tamannya Sebagai Ilmu
Tak Letih Ku Titihkan Langkah
Untuk Menuju Taman Syurga-Mu
Meski Badai Dunia Jadi Rintangan
Namun Ku Tahu Itu Cobaan
Sebab Tak Ada Satu Alasan
Untuk Tidak Merasakan Kesejukan
Dan...
Kesejukan Itu di Taman Syurga-Mu


Oleh: Hijra Hidayatullah